Apakah ada makna dibalik sebuah coklat?
Ada hadiah yang nilainya melampaui bentuknya. Bukan karena kemasannya, melainkan karena makna yang menyertainya. Cokelat ini datang dari Singapura dan bersamanya mengalir perhatian yang besar, manfaat yang nyata, serta semangat baru untuk melangkah ke masa depan.
Saya menerimanya dari seorang sosok yang saya panggil Bapak, beliau merupakah salah satu kepala sekolah di salah satu sekolah menengah kejuruan terbaik di kota Bandar Lampung. Bapak membawa oleh-oleh ini dari negeri tetangga, namun sejatinya yang sampai kepada kami bukan hanya rasa manisnya, melainkan pesan penuh kepedulian: “Kalian diingat, kalian berharga, dan kalian layak disemangati.”
Layaknya cokelat yang menyatu lembut di lidah, perhatian Bapak menyatu hangat di hati. Kami belajar bahwa penghargaan yang tulus mampu memperluas langkah, menumbuhkan keberanian, dan memperindah cara pandang kita pada hidup.
Pelajaran yang Menguatkan
- Perhatian itu daya gerak. Saat seseorang percaya dan mengingat kita, langkah terasa lebih pasti.
- Kebaikan menular. Pemberian yang tulus melahirkan keinginan untuk membalas dengan karya dan manfaat.
- Makna melampaui jarak. Dari Singapura hingga ke sini, pesan kebaikan tetap terasa penuh.
- Harapan bisa dirasakan. Seperti manisnya cokelat, optimisme meninggalkan jejak yang menguatkan hari-hari esok.
Ajakan untuk Masa Depan
Mari kita jaga semangat ini. Biarlah setiap langkah setelah hari ini menjadi langkah yang membawa manfaat yakni belajar lebih tekun, bekerja lebih sungguh, dan berbagi lebih luas. Jika sebuah cokelat saja dapat menghidupkan motivasi, bayangkan betapa besarnya dampak ketika kita saling mendoakan, saling menguatkan, dan saling mengingat dalam kebaikan.
Puisi Tentang Cokelat
Pak, saya buatkan puisi tentang cokelat ini
Dari Singapura Bapak membawanya,
sebatang cokelat dalam genggaman,
tapi yang sampai pada kami bukan sekadar rasa,
melainkan hati Bapak yang penuh perhatian.
Cokelat ini terasa besar,
bukan karena wujudnya,
melainkan karena cinta yang menyertai,
karena doa yang berdiam di dalamnya,
karena harapan yang Bapak titipkan,
agar kami tetap kuat melangkah.
Bapak, hadiah ini adalah pelukan,
pelukan yang datang dari jauh,
yang menghangatkan jiwa kami,
di saat lelah, di saat ragu,
menjadi pengingat bahwa kami tidak sendiri.
Setiap gigitan cokelat ini adalah pesan,
“Jangan menyerah, teruslah melangkah,
masa depan menanti dengan manis,
semanis keyakinan yang kalian pelihara.”
Terima kasih, Bapak…
doa kami mengiringi Bapak selalu,
semoga setiap kebaikan kembali berlipat ganda,
semoga setiap langkah diberkahi,
dan semoga perhatian ini abadi,
menjadi cahaya yang menerangi hari-hari kami.
Atau puisi lain dibawah ini hehe...
Cokelat, engkau hadir dalam genggaman,
manisnya menyentuh relung terdalam.
Seperti kasih yang tak pernah padam,
kau ajarkan bahwa kebahagiaan bisa sederhana.
Setiap gigitan, ada cerita yang mengalir,
tentang rindu, cinta, dan doa yang terukir.
Kau bukan sekadar rasa di lidah,
tapi hangat yang menjahit luka jiwa.
Wahai cokelat, kau adalah bahasa rahasia,
penghubung hati dalam senyum yang sederhana.
Semoga setiap manis yang engkau bawa,
menjadi doa yang tak putus, penuh cinta.
Penutup & Doa
Sekali lagi, terima kasih, Bapak. Hadiah besar ini kami terima dengan syukur dan akan kami kenang sebagai penanda bahwa kebaikan selalu ada dan layak diteruskan. Semoga setiap gigitan manis mengingatkan kami untuk menghadirkan manfaat di mana pun kami berada.
Doa kami untuk Bapak:
Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih, limpahkanlah kesehatan, ketenangan, dan keberkahan kepada Bapak yang telah menghadirkan perhatian besar ini. Jadikan setiap langkahnya ringan, setiap usahanya bernilai, dan setiap niat baiknya Engkau catat sebagai amal yang tak putus pahalanya. Lapangkan rezekinya, kuatkan hatinya, dan lindungilah perjalanannya. Balaslah kebaikannya dengan kebaikan yang lebih luas lagi. Aamiin.
“Dari sebatang cokelat, kami belajar bahwa masa depan akan terasa manis bagi mereka yang mensyukuri perhatian, menguatkan persaudaraan, dan terus menebar manfaat.”

0 Comments